Thursday, March 27, 2014

kerbau dan kancil

Pada suatu hari kerbau bertemu dengan kancil. “Hai kerbau punukmu (punggung) yang lunak itu selalu menjadi incaran para harimau dan buaya, maka hati-hatilah jika engkau bertemu dengan kedua hewan itu.” Pesan si kancil.
Si kerbau yang lugu dan sederhana itu merenungkan ucapan si kancil. Ia terus berjalan dan suatu ketik mendengar hewan lain memanggil namanya.
Ternyata seekor buaya yang datang minta tolong, “Kerbau, tolonglah istriku. Ia terjepit pada sebuah batang pohon yang roboh di tepi sungai. Sudah dua hari aku berusaha menolong tapi aku tidak mampu melepaskannya dari jepitan pohon itu.”
Kerbau tetap waspada. Tetapi hatinya tidak tega melihat sesama hewan minta pertolongan. Ia datang ke tepi sungai, “Ah kasihan sekali…”
“Aduh, pohon ini memang besar dan berat,” Ujar kerbau. “Tapi akan kucoba.”
Si kerbau mengheninggkan cipta, mohon agar diberi kekuatan yang besar kepada Tuhan.
Kayu diangkat dengan tanduknya. Ketika agak bergeser sedikit buaya yang tertindih segera melolosakan diri. Begitu lolos si buaya mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga.
Ternyata buaya-buaya itu tidak melahap punuknya.
Mereka segera turun ke sungai. Kerbau merasa lega. Kancil yang dari kejauhan memperhatikan kejadian itu segera menghampiri kerbau. “Hai kerbau kau tetap harus hati-hati, sekarang saja nampaknya mereka baik, suatu saat jika kau lengah punukmu pasti diterkamnya.”
“Kancil !” Bentak kerbau, “ternyata omonganmu ngawur. Tidak semua hewan itu jahat. Buktinya buaya-buaya itu tidak memangsa punukku. Sudah kau jangan ngaco mulu!”
“Sebenernya aku tahu, kekuatanku tidak seimbang dengan berat pohon yang besar tadi. Tapi berkat niat baik yang betul-betul ikhlas maka aku mampu mengangkatnya. Suatu ketika jika memerlukan aku juga akan menolongmu.” kata Si Kerbau dengan bijak.
Si kancil merasa kecewa karena usahanya mengadu domba antara kerbau dengan para buaya tidak berhasil.
Para buaya yang tidak begitu jauh berada di sungai juga menimpali percakapan Si kancil dengan Si kerbau, sebab tau si kancil memang biasanya suka jail.
“Awas kau cil? Kalau bikin susah para buaya kau akan kami terkam jadi makanan kami.” Kata buaya. Kancilpun tersipu-sipu malu ketika niat jahatnya ketahuan juga sama buaya.
Si kerbau memang dikenal sebagai hewan yang baik di antero hutan. Ia bukan saja sering menolong buaya, tapi juga pernah menolong anak gembala.
Suatu hari ada seekor harimau yang akan memangsa anak gembala. Kebetulan si kerbau ada di tempat itu. Maka kerbau itu mati-matian berusaha menolong anak gembala.
Walaupun di sana sini kulitnya robek karena dicakar oleh hariamu, namun kerbau yang kuat itu akhirnya mampu mengalahkan harimau dengan tanduknya.
Sejak saat itu terjalinlah persahabatan antara kerbau dan anak gembala. Si anak gembala merawat dan mengobati luka luka di sekujur tubuh kerbau.

No comments:

Post a Comment