Showing posts with label cerita dongeng. Show all posts
Showing posts with label cerita dongeng. Show all posts

Tuesday, March 18, 2014

cerita lutung kasarung

Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.

Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya. Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan. Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi monyet itu tunanganmu ?”.

Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban. Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka. Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.

Monday, March 17, 2014

Asal Mula Air Laut Asin


Asal Mula Air Laut Asin
Alkisah di suatu negeri, hiduplah sebuah keluarga miskin. Dalam keluarga itu, ada seseorang kakek-kakek tua yang sudah renta dan sedang sakit-sakitan. Kakek itu mempunyai dua orang anak yang satu bernama Tole dan satu lagi bernama Telo. Tole merupakan anak yang berbakti pada kakeknya. Dia selalu membantu kakeknya setelah kedua orang tuanya wafat. Lain pula dengan Telo, dia anak yang nakal, suka berbohong, suka mencuri mangga tetangga dan suka marah-marah jika kakeknya tidak memberikan uang jajan.

Suatu ketika, sang kakek menghadapi ajalnya. Lalu, sang kakek mewarisi kedua cucunya itu dengan harta yang dimilikinya. Mula-mula sang kakek memberikan Tole sebuah kerbau dan Telo diberikan sebuah ulekan besar. Namun sebelum sempat kakeknya berwasiat, Telo marah-marah dan kabur dari rumah sambil membawa kerbau yang menjadi milik kakaknya, Tole. “Apa? Aku hanya diwarisi sebuah ulekan usang begini? Tidak mau! Aku mau kerbau!” marahnya. “nak dengar dulu.” Sang kakek berusaha menjelaskan, “pokoknya aku mau kerbau yang diberikan padanya” sambil menunjuk kakaknya. Telo pun pergi dari rumah dan membawa kerbau kakaknya ke kota. Lalu, sang kakek pun berkata pada Tole, “cu..?”, “iya kek?” ucap Tole. “ini cu, tolong terima warisan dari kakek ini, ini bukan sembarang ulekan, ini ulekan ajaib. Jika kamu mengulek sambil mengucapkan permintaan, maka permintaan mu akan terkabul.”. Tole pun terkejut, “ wah? Masa kek?”. Sang kakekpun menjawab “benar cu, namun permintaan mu akan terus dikabulkan tiada berhenti, jika ingin menghentikannya, masukanlah tanah kedalam ulekannya, dan kakek mohon, jangan sampai ulekan ini jatuh ke tangan yang jahat.”. dan sang kakek pun akhirnya meninggal, Tole alangkah sedihnya dan dia berjanji akan menjaga ulekan ini baik-baik.



Tole memang tidak percaya akan keajaiban ulekan itu. Suatu saat, dia sangat kelaparan, lalu dia menguji keajaiban ulekan itu. Dia pun meminta beras kepada ulekan itu dan secara tiba-tiba, ulekan itu terus menerus mengeluarkan beras, “wah? Ulekan ini memang ajaib.” Ucapnya tak percaya. Namun beras keluar terus menerus, akhirnya dia melempar ulekan itu dengan tanah. Dan, berasnya pun terus mengalir. Meskipun Tole diberikan ulekan ajaib, tetapi, permintaan Tole tidak neko-neko, dia hanya meminta bibit tanaman supaya dia bisa bertani agar bisa makan. Setelah dia bertani dengan giat, akhirnya dia pun kaya raya dan dia bisa mencukupi kebutuhannya dengan hasil jerih payahnya sendiri. Ulekannya pun dia simpan di rumahnya yang amat megah.

Lain pula dengan Telo, dia menjadi gelandangan. Kerbau yang diwariskannya pun dijual untuk berfoya-foya. Namun tak sadar bahwa kerbau itu adalah harta satu-satunya yang dia miliki. Lalu dia pun jatuh sengsara dan hidupnya hanya penuh dengan mencuri. Suatu ketika, Telo mendengar kabar bahwa Tole hidup kaya raya berkat ulekan usang yang dulu hampir menjadi miliknya. “apa? Tole menjadi kaya gara-gara ulekan ajaib yang dulu pernah diwariskan kepada saya? Aku harus mendapatkan kembali ulekan itu” ujarnya berhasrat mencuri ulekan itu”.

Suatu malam, Telo menyelinap ke dalam rumah Tole dan mencari ulekan itu disetiap kamar di rumah Tole. Dan dia menemukan apa yang dia cari. Namun perbuatan Telo kepergok oleh Tole.
“hey, siapa yang mengambil ulekan itu?” teriak Tole. “hah? Adikku Telo” ucap Tole saat mengetahui bahwa sang pencuri adalah Telo. “iya, ini aku, Telo. Aku berniat merebut ulekan ajaib ini dari tangan mu!” . Lalu Telo pun kabur dari rumah Tole. Tole sempat mengejarnya untuk memberi tahu cara menggunakan ulekan ajaib itu. Namun tak terkejar.

Setelah berhasil mengambil ulekan itu, dia pun kabur ke laut dengan perahu yang dia temukan di dermaga. Lalu dia pun berlayar ke pulau terpencil. Saat di perjalanan, Telo menemukan makanan, sebuah ayam bakar yang masih hangat. Namun, ayam itu terasa kurang gurih. Dia pun berfikir bagaimana cara menikmatkan makanan ini. Lalu dia teringat pada ulekan yang dicurinya. Tole pun meminta garam kepada ulekan itu. Garam pun keluar dari ulekan itu dan Telo menaburi garam itu ke ayam yang sedang dinikmatinya. Namun ulekan terus menerus mengeluarkan garam. Telo pun gelisah, kalau garam terus menerus keluar, nanti perahunya akan keluar. Dia tidak tahu cara menghentikannya. Akhirnya, Perahu Telo pun tenggelam karena kelebihan garam dan dan garamnya pun terlarut dengan air laut yang dulu tawar. Meski telah tenggelam, ulekan itu terus menerus mengeluarkan garam karena tidak ada yang membasuhnya dengan tanah. Dan akhirnya seluruh air laut pun menjadi asin oleh garam yang dikeluarkan oleh ulekan itu.